Wednesday, 15 April 2020

Indonesia Pasca VOC tugas sejarah SMP kelas 8


INDONESIA PASCA VOC:
Kekuasaan Belanda tahun 1799 diambil alih oleh pemerintah Belanda dari VOC. VOC mengalami kerugian yang besar yang menyebabkan kebangkrutan dan dibubarkan. Sebelumnya penjajahan Belanda atas Indonesia dilakukan oleh VOC, sejak tahun 1799 secara resmi dilakukan oleh pemerintahan Belanda.
Sementara itu Inggris mengincar Nusantara dari Belanda. Jawa merupakan daerah Koloni Belanda-Perancis yang belum jatuh ke tangan Inggris sebelun Isle de France dan Mauritus jatuh ke tangan Inggris pada tahun 1807. Pada tahun 1808 armada Inggris sudah muncul di Utara Pantai Batavia. Pada Tahun 1800 galangan kapal di Pulau seribu yaitu di pulau Onrust sudah dihancurkan oleh Inggris. Belanda yang pada saat itu mendapat pengaruh dari Perancis sadar kalau tidak mungkin akan mengirimkan pasukan ke batavia karena ada blokade laut dari Inggris.
Atas saran dari Napoleon, Pemerintah Belanda pada tahun 1806 mengangkat Herman Willem Deandels (1762-1818) untuk mengemban tugas berat mempertahankan Pulau Jawa dalam serangan Inggris. Dengan demikian, dalam kurun waktu 1806-1811 Nusantara mendapat pengaruh dari Perancis meskipun para pejabat masih didominasi oleh orang-orang belanda.
1.    Herman Willem Deandels (Januari 1808-Mei 1811) Gubernur Jenderal “Prancis”yang keras dan Otoriter.
Deandels memegang dua tugas utama yaitu
a.    Mempertahankan Pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris.
b.    Memperbaiki keadaan tanah jajahan ddari penyelewengan dan korupsi.
Sejak awal, ia menyadari bahwa mustahil mengahdapi kekuatan Inggris.oleh karena itu ia menerapkan kebijakan dalam hal pertahanan yang isinya:
·      Membangun Jalan raya Pos atau de Grote Postweg dari anyer sampai Panarukan dengan tujuan agar tentara Belanda dengan cepat untuk bergerak. Dalam proses pembangunan, ia menrapkan sistem kerja wajib (verplichte diensten) serta hpenerapan penyerahan hasil bumi wajib (verplichte leverantie).
·      Mendirikan benteng pertahanan, seperti Benteng Lodewijk (louis) di Surabaya, benteng Meester Cornelis di Batavia.
·      Membangun pangkalan armada laut di Merak dan Ujung Kulon.
·      Membangun angkatan perang yang terdiri dari orang pribumi seperti Legiun Mangkunegaran.
·      Mendirikan pabrik senjata di Surabaya, Meriam di Semarang dan sekolah militer di Batavia.
·      Membangun rumah sakit dan tangsi-tangsi militer yang baru.
Selain di bidang pertahan Deandels juga menerapkan sejumlah kebijakan lain seperti:
·      Membagi Pulau Jawa menjadi 9 Prefektur (daerah) setara Karesidenan.
·      Mengangkat para bupati di seluruh Jawa menjadi pegawai pemerintah.
·      Menaikkan gaji pegawai pemerintahan.
·      Mendirikan badan pengadilan dan disesuaikan adat dan istiadat yang berlaku.
Daendels dikenal sebagai penguasa yang otoriter. Kebijakan menjual tanah kepada pengusaha asing untuk mencari dana dalam mempertahankan pulau jawa dianggap melanggar undang-undang. Selain itu kebijakan keras terhadap para raja di jawa seperti :
ü Terhadap Solo dan Yogyakarta dimana para raja harus mengakui raja Belanda sebagai junjungannya serta mengubah jabatan pejabat Belanda di Keraton dari residen menjadi minister.
ü Terhadap Banten, ia menghancurkan kerajaan Banten dan mengasingkan ke Ambon karena menolak pembangunan Jalan Raya Pos.
Kekuasaan Deandels berakhir saat ia dipanggil ke Belanda. Ada dua versi tehadap pemanggilan ini
a.    Tenaganya dibutuhkan untuk memimpin tentara Perancis menyerbu Rusia
b.    Hubungan yang buruk antara Deandels dengan para raja di Jawa yang dikhawatirkan akan merugikan Belanda dalam mnghadapi serangan dari Inggris.
Ia kemudian digantikan oleh Gubernur Jenderal Jan Willem Janssen (20 Februari-18 September 1811), pada pemerintahan Jenssen, Belanda menyerah kepada Inggris dengan ditandatanganinya Perjanjian Tuntang (1811), yang isinya
Ø Pulau Jawa dan Sekitarnya jatuh ke tangan Inggris.
Ø Semua tentara yang tadinya merupakan bagian dari Pemerintahan Deandels menjadi tentara Inggris.
Ø Orang-orang Belanda dipekerjakan untuk Inggris.
2.    Thomas Stamford Raffles (1811-1814) : Letnan Gubernur Inggris
Setelah berhasil menguasai Jawa, Inggris menunjuk Thomas Stamford Raffles sebagai Letnan Gubernur dan diwakili Kongsi dagang Yang bernama EIC (East Indian Company) yang berpusat di Kalkuta, India. Kebijakan-kebijakan Raffles dalam memerintah antara lain:
a.    Menghapus sistem Preangerstelsel, kerja paksa, serta menghentikan perdaangan budak.
b.    Memberikan kebebasan kepada rakyat untuk menentukan tanaman yang ditanam.
c.    Menghapus pajak hasil bumi (contingenten).
d.   Menerapkan tanah sebagai milik pemerintah dan petani sebagai penggarap.
e.    Pemungutan pakjak sewa tanah dilakukan per kepala yang sebelumnya dilakukan secara kolektif saat pemerintahan VOC.
f.    Bupati diangkat sebagai pegawai pemerintah dan jabatan yang diwariskan secara turun temurun.
g.    Membagi pulau jawa menjadi 16 Karasidenan sampai tahun 1964.
h.    Membentuk sistem pemerintahan dan sistem peradilan yang mengacu pada sistem yang dilakukan di Inggris.
Namun kebijakan yang diterapkan terbentur karena beberapa faktor:
ü Terbentur sistem sistem budaya dan tradisi jawa.
ü Belum adanya kepastian hukum atas tanah.
ü Rakyat belum terbiasa menggunakan mata uang sebagai alat pembayaran pajak.
ü Singkatnya kekuasaan Raffles.
Masa kekuasaan Raffles relatif singkat karena kekalahan Perancis dalam pertempuran Leipzig 1813 melawan Rusia, Prusia, Austria dan swedia yang mengakibatkan Belanda merdeka dan berhak kembali terkait daerah jajahan kekuasaannya terdahulu yang tertuang dalam Konvensi London.

KENAPA SAYA HARUS BELAJAR SEJARAH DAN BANGGA MENJADI ORANG INDONESIA


KENAPA SAYA HARUS BELAJAR SEJARAH DAN BANGGA MENJADI ORANG INDONESIA

Beberapa orang atau masyarakat mengatakan bahwa sejarah itu hal maupun peristiwa yang tidak bermanfaat, karena mereka juga berpikir tidak akan pernah bisa mengubahnya, bahkan mereka menganggap sejarah adalah pelajaran menghafal tanggal dan nama belaka. Dan bagi sebagian siswa di sekolah, mereka sangat terpaksa mempelajari itu semua demi nilai/score belaka. Setelah mereka mendapat nilai/score yang bagus, maka mereka tidak akan bersentuhan dengan buku pelajaran sejarah.
Dulunya, saya menganggap hal yang sama dengan mereka. Tetapi sekarang saya sadar bahwa sejarah harus saya pelajari dengan baik. Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau dengan penyelidikan, pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian/faktanya. Nah, kenapa saya harus belajar sejarah?
Setelah saya berusaha mempelajari sejarah dengan teliti, secara tidak langsung saya sudah mendapatkan manfaat yang sangat besar dari peristiwa sejarah Indonesia itu. Pertama, belajar dari sejarah masa lampau. Ini merupakan manfaat yang paling besar dari sejarah bagi saya. Pengalaman ataupun peristiwa masa lalu dapat membuat sebuah pelajaran. Bahwa, kesalahan yang pernah terjadi tidak akan diulang kembali dan saya tidak mau terjerumus kembali ke lubang yang sama. Jika peristiwa itu baik, maka saya akan meniru dan dikembangkan di kehidupan sekarang. Masa lalu itu bisa memperluas cara pandang dan pikiran, lho. Sejarah dapat menginspirasi dikehidupan yang penuh lika-liku. Seperti Ir. Soekarno yang merupakan pemimpin yang patut diteladani.
Kedua, sejarah bukan ilmu tanpa bukti peninggalan peristiwanya. Para sejarawan menyajikan atau mengungkapkan informasi dengan fakta yang ditemukan. Selanjutnya, manfaat lainnya adalah saya dapat mengetahui kehidupan masa lalu yang kita bisa bandingkan dengan kehidupan masa sekarang. Dapat dibilang saya sudah hidup dimasa yang begitu modern. Saya dapat berkomunikasi jarak jauh, adanya akses internet, makanan yang didapat secara instan, dan masih banyak lagi. Bisa dibayangkan, dulu orang-orang hanya dapat makan dengan hasil usaha mereka sendiri, tidak adanya internet untuk mengakses segala informasi di dunia. Kemudian, sejarah dapat meningkatkan kemampuan analisa saya. Saat saya mempelajari sejarah, timbul beberapa pertanyaan yang tak terduga dipikiran saya.
Terakhir, saya juga dapat meningkatkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air terhadap Indonesia. Jujur saja, saya sangat bangga sebagai Warga Negara Indonesia, mencintai tanah air, dan bisa menghargai orang-orang yang hidup sebelum mereka. Apabila hal ini tidak dirangsang dalam mempelajari sejarah, tentu akan mempengaruhi terhadap pembentukan karakter bangsa yang sadar akan nasib bangsanya sendiri. Saya sangat ingat tentang perkataan presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir.Soekarno. Dia pernah menyampaikan dalam sebuah pidatonya bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa para pahlawannya. Sejarah dapat meningkatkan rasa persatuan bangsa. Walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu. Berbeda suku, bangsa, bahasa, ras, adat-istiadat, dan agama(kepercayaan) namun memiliki kesamaan yaitu bangsa dan tanah air. Maka, sejarah untuk menciptakan generasi yang cerdas, tidak hanya dalam intelektualnya tetapi juga dalam spiritual dan sosialnya.
Lanjutnya, saya akan menjelaskan lebih menyeluruh/detail tentang rasa bangga saya menjadi orang Indonesia. Mengapa saya bangga menjadi orang Indonesia?
Indonesia adalah negara yang sangat kaya. Mungkin saat ini banyak diantara kita yang kurang sadar akan kemegahan dan kekayaan dari bangsa kita sendiri. Kita terlalu fokus untuk mencerca dan mengkritik mati bangsa kita sendiri. Kita menganggap bangsa kita sendiri sebagai bangsa yang paling korup di dunia, paling kotor, paling padat, dan paling-paling jelek lainnya. Tidakkah kita sadar, menjelekkan bangsa kita sendiri berarti menjelekkan diri kita sendiri juga? Bangsa adalah cerminan diri kita. Dan diri kita pula akan menjadi cerminan bangsa kita. Kita adalah penghuni bangsa ini. Tidak ada orang lain yang dapat kita andalkan selain diri kita sendiri untuk membangun bangsa ini. Oleh karena itu, mulai saat ini, stop bully bangsa indonesia, karena berikut dipaparkan beberapa alasan mengapa saya sangat bangga dan bersyukur menjadi anggota keluarga dari Bangsa Indonesia ini.
Pertama, secara geografis, Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau-pulau dan itu menjadikan kita menjadi benar-benar mengerti akan arti perbedaan. Seperti yang kita ketahui, 5 pulau terbesar yang dimiliki Indonesia adalah Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua(Irian Jaya). Disetiap pulau-pulau di Indonesia, memiliki adat-istiadat maupun ciri khas yang berbeda pula. Pulau yang ada mempunyai sumber daya alam yang melimpah, baik di darat maupun di laut. Kepulauan itu menjadi daya tarik di mata internasional. Hal ini dapat kita jadikan inisiatif agar menjaga kelestarian dan keindahan pulau di negara indonesia agar menjadi destinasi internasional.
Kedua, Indonesia dijadikan paru-paru dunia. Dikarenakan masih banyaknya hutan-hutan yang menimbulkan udara segar. Karena di dalam hutan terdapat banyak tumbuhan yang dapat menyerap karbondioksida, sekaligus dapat menghasilkan oksigen. Hutan sebagai pengatur tata air, dan disana terdapat pelestarian beraneka ragam flora dan fauna, dan sebagai penanggulangan bencana, dan di dalam hutan banyak tumbuhan yang dapat menyerap air dan akar dari pohon-pohon tersebut dapat menekan air sehingga saat banjir. Hutan juga dapat mencegah tanah longsor.
Ketiga, Indonesia memiliki beragam kebudayaan. Berbagai bahasa, rumah adat, upacara adat, tarian daerah, lagu daerah, pakaian adat, makanan khas mereka dan lain-lain. Seperti contoh Aceh memiliki rumah adat bernama Rumah Krong Bade, sedangkan Sulawesi Utara memiliki rumah adat bernama Bolaang Mongondow. Mereka berbeda nama sekaligus berbeda bentuk rumah juga. Yang paling terkenal dari Indonesia dimana turis asing pasti membawa oleh-oleh dari Indonesia adalah Batik. Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Namun saat ini batik tidak hanya popular di Indonesia saja, tetapi sudah dapat dijumpai di negara-negara lain di dunia .
Keempat, Indonesia beriklim tropis. Manfaat beriklim tropis adalah curah hujan yang cenderung tinggi yang cocok untuk bertanam karena tanah yang subur, cocok berternak berbagai hewan.
Alasan utama saya bangga terhadap Indonesia adalah tempat saya dilahirkan, dibesarkan, tempat makan, tempat tidur, tenpat bernafas dan tempat dimana keluarga saya berada. Satu- satunya tempat yang bisa disebut "rumah". Saya juga percaya bahwa Indonesia dapat menjadi peradaban dunia.


Tolong masukan alamat web ini untuk referensi dan pembelajaran bersama :)

Thursday, 23 May 2019

Singkatnya sejarah Kerajaan Demak Tugas Sejarah



KERAJAAN DEMAK
A.    Awal Kerajaan Demak
                 Kerajaan Islam yang pertama di Jawa adalah Demak, dan berdiri pada tahun 1478 M. Hal ini didasarkan atas jatuhnya kerajaan Majapahit yang diberi tanda Candra Sengkala: Sirna hilang Kertaning Bumi, yang berarti tahun saka 1400 atau 1478 M.
                 Kerajaan Demak itu didirikan oleh Raden Fatah. Beliau selalu memajukan agama islam di bantu oleh para wali dan saudagar Islam.
                 Menurut sejarah, dia adalah putera raja Majapahit yang terakhir dari garwa Ampean, dan Raden Fatah dilahirkan di Palembang. Karena Arya Damar sudah masuk Islam maka Raden Fatah dididik secara Islam, sehingga jadi pemuda yang taat beragama Islam.
                 Setelah usia 20 tahun Raden Fatah dikirim ke Jawa untuk memperdalam ilmu agama di bawa asuhan Raden Rahmat dan akhirnya kawin dengan cucu beliau. Dan akhirnya Raden Fatah menetap di Demak (Bintoro).
                 Pada kira-kira tahun 1475 M, Raden Fatah mulai melaksanakan perintah gurunya dengan jalan membuka madrasah atau pondok pesantren di daerah tersebut. Rupanya tugas yang diberikan kepada Raden Fatah dijalankan dengan sebaik-baiknya. Lama kelamaan Desa Glagahwangi ramai dikunjungi orang-orang. Tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan dan  agama, tetapi kemudian menjadi pusat peradagangan bahkan akhirnya menjadi pusat kerajaan Islam pertama di Jawa.
                 Desa Glagahwangi, dalam perkembangannya kemudian karena ramainya akhirnya menjadi ibukota negara dengan nama Bintoro Demak.

B.     Letak Kerajaan Demak
                 Secara geografis Kerajaan Demak terletak di daerah Jawa Tengah, tetapi pada awal kemunculannya kerajaan Demak mendapat bantuan dari para Bupati daerah pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur yang telah menganut agama Islam.
                 Pada sebelumnya, daerah Demak bernama Bintoro yang merupakan daerah vasal atau bawahan Kerajaan Majapahit. Kekuasaan pemerintahannya diberikan kepada Raden Fatah (dari kerajaan Majapahit) yang ibunya menganut agama Islam dan berasal dari Jeumpa (Daerah Pasai).
                 Letak Demak sangat menguntungkan, baik untuk perdagangan maupun pertanian. Pada zaman dahulu wilayah Demak terletak di tepi selat di antara Pegunungan Muria dan Jawa. Sebelumnya selat itu rupanya agak lebar dan dapat dilayari dengan baik sehingga kapal dagang dari Semarang dapat mengambil jalan pintas untuyk berlayar ke Rembang. Tetapi sudah sejak abad XVII jalan pintas itu tidak dapat dilayari setiap saat.
                 Pada abad XVI agaknya Deamak telah menjadi gudang padi dari daerah pertanian di tepian selat tersebut. Konon, kota Juwana merupakan pusat seperti itu bagi daerah tersebut pada sekitar 1500. Tetapi pada sekitar 1513 Juwana dihancurkan dan dikosongkan oleh Gusti Patih, panglima besar kerajaan Majapahit yang bukan Islam. Ini kiranya merupakan peralawanan terakhir kerajaan yang sudah tua itu. Setelah jatuhnya Juwana, Demak menjadi penguasa tunggal di sebelah selatan Pegunungan Muria.
                 Yang menjadi penghubung antara Demak dan Daerah pedalaman di Jawa Tengah ialah Sungai Serang (dikenal juga dengan nama-nama lain), yang sekarang bermuara di Laut Jawa antara Demak dan Jepara.
                 Hasil panen sawah di daerah Demak rupanya pada zaman dahulu pun sudah baik. Kesempatan untuk menyelenggarakan pengaliran cukup. Lagi pula, persediaan padi untuk kebutuhan sendiri dan untuk pergadangan masih dapat ditambah oleh para penguasa di Demak tanpa banyak susah, apabila mereka menguasai jalan penghubung di pedalaman Pegging dan Pajang.

C.    Kehidupan Politik
                 Ketika kerajaan Majapahit mulai mundur, banyak bupati yang ada di daerah pantai utara Pulau Jawa melepaskan diri. Bupati-bupati itu membentuk suatu persekutuan  di bawah pimpinan Demak. Setelah kerajaan Majapahit runtuh, berdirilah kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama dipulau Jawa. Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Demak adalah sebagai berikut :

1.      Raden Fatah
                




                 Pada awal abad ke 14, Kaisar Yan Lu dari Dinasti Ming di China mengirimkan seorang putri kepada raja Brawijaya V di Majapahit, sebagai tanda persahabatan kedua negara. Putri yang cantik jelita dan pintar ini segera mendapat tempat istimewa di hati raja. Raja brawijaya sangat tunduk kepada semua kemauan sang putri jelita, hingga membawa banyak pertentangan dalam istana majapahit. Pasalnya sang putri telah berakidah tauhid. Saat itu, Brawijaya sudah memiliki permaisuri yang berasal dari Champa (sekarang bernama kamboja), masih kerabat Raja Champa.
                 Sang permaisuri memiliki ketidak cocokan dengan putri pemberian Kaisar yan Lu. Akhirnya dengan berat hati raja menyingkirkan putri cantik ini dari istana. Dalam keadaan mengandung, sang putri dihibahkan kepada adipati Pelembang, Arya Damar. Nah di sanalah Raden Patah dilahirkan dari rahim sang putri cina.
                 Nama kecil raden patah adalah pangeran Jimbun. Pada masa mudanya raden patah memperoleh pendidikan yang berlatar belakang kebangsawanan dan politik. 20 tahun lamanya ia hidup di istana Adipati Palembang. Sesudah dewasa ia kembali ke majapahit.
                 Raden Patah memiliki adik laki-laki seibu, tapi beda ayah. Saat memasuki usia belasan tahun, raden patah bersama adiknya berlayar ke Jawa untuk belajar di Ampel Denta. Mereka mendarat di pelabuhan Tuban pada tahun 1419 M.
                 Patah sempat tinggal beberapa lama di ampel Denta, bersama para saudagar muslim ketika itu. Di sana pula ia mendapat dukungan dari utusan Kaisar Cina, yaitu laksamana Cheng Ho yang juga dikenal sebagai Dampo Awang atau Sam Poo Tai-jin, seorang panglima muslim.
                 Raden patah mendalami agama islam bersama pemuda-pemuda lainnya, seperti raden Paku (Sunan Giri), Makhdum ibrahim (Sunan Bonang), dan Raden Kosim (Sunan Drajat). Setelah dianggap lulus, raden patah dipercaya menjadi ulama  dan membuat permukiman di Bintara. Ia diiringi oleh Sultan Palembang, Arya Dilah 200 tentaranya. Raden patah memusatkan kegiatannya di Bintara, karena daerah tersebut direncanakan oleh Walisanga sebagai pusat kerajaan Islam di Jawa.
                 Menurut cerita rakyat Jawa Timur, Raden Fatah termasuk keturunan raja terakhir dari kerajaan Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V. Setelah dewasa, Raden Fatah diangkat menjadi bupati di Bintaro (Demak) dengan Gelas Sultan Alam Akbar al-Fatah.
                 Raden Fatah memerintah Demak dari tahun 1500-1518 M. Di bawah pemerintahannya, kerajaan Demak berkembang dengan pesat, karena memiliki daerah pertanian yang luas sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. Oleh karena itu, kerajaan Demak menjadi kerajaan agraris-maritim. Barang dagangan yang diekspor kerajaan Demak antara lain beras, lilin dan madu. Barang-barang itu diekspor ke Malaka, Maluku dan Samudera Pasai.
                 Pada masa pemerintahan Raden Fatah, wilayah kekuasaan kerajaan Demak meliputi daerah Jepara,Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi dan beberapa daerah di kalimantan. Disampin itu, kerajaan Demak juga memiliki pelabuhan –pelabuhan penting seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Jaratan, dan Gresik yang berkemabng menjadi pelabuhan transito (penghubung).
                 Kerajaan Demak berkembang sebagai pusat perdagangan dan pusat penyebaran agama islam. Jasa para Wali dalam penyebaran agama islam sangatlah besar, baik di pulau Jawa maupun di daerah-daerah di luar pulau Jawa, seperti di daerah Maluku yang dilakukan oleh Sunan Giri, di daerah Kalimantan Timur yang dilakukan oleh seorang penghulu dari Demak yang bernama Tunggang Parangan.
                 Pada masa pemerintahan Raden Fatah, dibangun masjid Demak yang proses pembangunan masjid itu di bantu oleh para wali atau sunan.
                 Raden Fatah tampil sebagai raja pertama Kerajaan Demak. Ia  menaklukan kerajaan Majapahit dan memindahkan seluruh benda upacara dan pusaka kerajaan Majapahit ke Demak. Tujuannya, agara lambang kerajaan Majapahit tercermin dalam kerajaan Demak.
                 Ketika kerajaan Malaka jatuh ketangan Portugis tahun 1511 M, hubungan Demak dan Malaka terputus. Kerajaan Demak merasa dirugikan oleh Portugis dalam aktivitas perdagangan. Oleh karena itu, tahun 1513 M Raden Fatah memerintahkan Adipati Unu memimpin pasukan Demak untuk menyerang Portugis di Malaka. Serangan itu belum berhasil, karena pasukan Portugis jauh lebih kuat dan persenjataannya lengkap. Atas usahnya itu Adipati Unus mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor.

2.    Adipati Unus
                




                 Setelah Raden Fatah wafat, tahta kerajaan Demak dipegang oleh Adipati Unus. Ia memerintah Demak dari tahun 1518-1521 M. Masa pemerintahan Adipati Unus tidak begitu lama, karena ia meninggal dalam usia yang masih muda dan tidak meninggalkan seorang putera mahkota. Walaupun usia pemerintahannya tidak begitu  pasukan Demak menyerang Portugis di Malaka. Setelah Adipati Unus meninggal, tahta kerajaan Demak dipegang oleh saudaranya yang bergelar Sultan Trenggana.
                 Sejak tahun 1509 Adipati Unus anak dari Raden Patah, telah bersiap untuk menyerang Malaka. Namun pada tahun 1511 telah didahului Portugis. Tapi adipati unus tidak mengurungkan niatnya, pada tahun 1512 Demak mengirimkan armada perangnya menuju Malaka. Namun setalah armada sampai dipantai Malaka, armada pangeran sabrang lor dihujani meriam oleh pasukan portugis yang dibantu oleh menantu sultan Mahmud, yaitu sultan Abdullah raja dari Kampar. Serangan kedua dilakukan pada tahun 1521 oleh pangeran sabrang lor atau Adipati Unus. Tetapi kembali gagal, padahal kapal telah direnofasi dan menyesuaikan medan.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVqaFejG8HV9j2UIYY4IBtXIbQZxpBxKGOox4RZirH0-cWCHFI-eltyIVGZSmtSrYRNjufsJ_my6xqg7LVHlkSu6meMsT_Z92UwM4ufKbrzi-QQPcjYorTKB0Gm-9CBLN85XiMofW2eBgA/s1600/Sultan-Trenggono.png                 Selain itu, dia berhasil mengadakan perluasan wilayah kerajaan. Dia menghilangkan kerajaan Majapahit yang beragama Hindu, yang pada saat itu sebagian wilayahnya menjalin kerja sama dengan orang-orang Portugis. Adipati Unus (Patih Yunus) wafat pada tahun 938 H/1521 M.
3.      Sultan Trenggana
                



                
                 Sultan Trenggana memerintah Demak dari tahun 1521-1546 M. Dibawah pemerintahannya, kerajaan Demak mencapai masa kejayaan. Sultan Trenggana berusaha memperluas daerah kekuasaannya hingga ke daerah Jawa Barat. Pada tahun 1522 M kerajaan Demak mengirim pasukannya ke Jawa Barat di bawah pimpinan Fatahillah. Daerah-daerah yang berhasil di kuasainya antara lain Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan terhadap daerah ini bertujuan untuk menggagalkan hubungan antara Portugis dan kerajaan Padjajaran. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh armada Demak pimpinan Fatahillah. Dengan kemenangan itu, fathillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (berarti kemenangan penuh). Peristiwa yang terjadi pada tanggal 22 juni 1527 M itu kemudian di peringati sebagai hari jadi kota Jakarta.
                 Dalam usaha memperluas kekuasaannya ke Jawa Timur, Sultan Trenggana memimpin sendiri pasukannya. Satu persatu daerah Jawa Timur berhasil di kuasai, seperti Maduin, Gresik, Tuban dan Malang. Akan tetapi ketika menyerang Pasuruan 953 H/1546 M Sultan Trenggana gugur. Usahanya untuk memasukan kota pelabuhan yang kafir itu ke wilayahnya dengan kekerasan ternyata gagal. Dengan demikian, maka Sultan Trenggana berkuasa selama 42 tahun.
                 Di masa jayanya, Sultan Trenggana berkunjung kepada Sunan Gunung Jati. Dari Sunan gunung jati, Trenggana memperoleh gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Gelar Islam seperti itu sebelumnya telah diberikan kepada raden patah, yaitu setelah ia berhasil mengalahkan Majapahit.
INTI PENJELASAN
PERANG SAUDARA DI DEMAK
                
                 Perang saudara ini berawal dari meninggalnya anak sulung Raden Patah yaitu Adipati Unus yang manjadi putra mahkota. Akhirnya terjadi perebutan kekuasaan antara anak-anak dari Raden Patah. Persaingan ketat antara Sultan Trenggana dan Pangeran Seda Lepen (Kikin). Akhirnya kerajaan Demak mampu dipimpin oleh Trenggana dengan menyuruh anaknya yaitu Prawoto untuk membunuh pangeran Seda Lepen. Dan akhirnya sultan Trenggana manjadi sultan kedua di Demak. Pada masa kekuasaan Sultan Trenggana (1521-1546), Demak mencapai puncak keemasan dengan luasnya daerah kekuasaan dari Jawa Barat sampai Jawa timur.
                 Penyerangan terhadap Sunda Kelapa yang dikuasai oleh Pajajaran disebabkan karena adanya perjanjian antara raja Pakuan penguasa Pajajaran dengan Portugis yang diperkuat dengan pembuatan tugu peringatan yang disebut Padrao. Isi dari Padrao tersebut adalah Portugis diperbolehkan mendirikan Benteng di Sunda Kelapa dan Portugis juga akan mendapatkan rempah-rempah dari Pajajaran.
                 Sebelum Benteng tersebut dibangun oleh Portugis, tahun 1526 Demak mengirimkan pasukannya menyerang Sunda Kelapa, di bawah pimpinan Fatahillah. Dengan penyerangan tersebut maka tentara Portugis dapat dipukul mundur ke Teluk Jakarta.
                 Kemenangan gemilang Fatahillah merebut Sunda Kelapa tepat tanggal 22 Juni 1527 diperingati dengan pergantian nama menjadi Jayakarta yang berarti Kemenangan Abadi.
                 Sedangkan penyerangan terhadap Blambangan (Hindu) dilakukan pada tahun 1546, di mana pasukan Demak di bawah pimpinan Sultan Trenggono yang dibantu oleh Fatahillah, tetapi sebelum Blambangan berhasil direbut Sultan Trenggono meninggal di Pasuruan.
                 Sultan Trenggana meninggalkan dua orang putra dan empat putri. Anak pertama perempuan dan menikah dengan Pangeran Langgar, anak kedua laki-laki, yaitu sunan prawoto, anak yang ketiga perempuan, menikah dengan pangeran kalinyamat, anak yang keempat perempuan, menikah dengan pangeran dari Cirebon, anak yang kelima perempuan, menikah dengan Jaka Tingkir, dan anak yang terakhir adalah Pangeran Timur. Arya Penangsang Jipang telah dihasut oleh Sunan Kudus untuk membalas kematian dari ayahnya, Raden Kikin atau Pangeran Sedo Lepen pada saat perebutan kekuasaan.
                 Dengan membunuh Sunan Prawoto, Arya Penangsang bisa menguasai Demak dan bisa menjadi raja Demak yang berdaulat penuh. Pada tahun 1546 setelah wafatnya Sultan Trenggana secara mendadak, anaknya yaitu Sunan Prawoto naik tahta dan menjadi raja ke-3 di Demak. Mendengar hal tersebut Arya Penangsang langsung menggerakan pasukannya untuk menyerang Demak.
                  Pada masa itu posisi Demak sedang kosong armada. Armadanya sedang dikirim ke Indonesia timur. Maka dengan mudahnya Arya Penangsang membumi hanguskan Demak. Yang tersisa hanyalah masjid Demak dan Klenteng. Dalam pertempuran ini tentara Demak terdesak dan mengungsi ke Semarang, tetapi masih bisa dikejar.
                 Sunan prawoto gugur dalam pertempuran ini. Dengan gugurnya Sunan Prawoto, belum menyelesaikan masalah keluarga ini. Masih ada seseorang lagi yang kelak akan membawa Demak pindah ke Pajang, Jaka Tingkir. Jaka Tingkir adalah anak dari Ki Ageng Pengging bupati di wilayah Majapahit di daerah Surakarta.
                 Dalam babad tanah jawi, Arya Penangsang berhasil membunuh Sunan Prawoto dan Pangeran Kalinyamat, sehingga tersisa Jaka Tingkir. Dengan kematian kalinyamat, maka janda dari pangeran kalinyamat membuat sayembara. Siapa saja yang bisa membunuh Arya Penangsang, maka dia akan mendapatkan aku dan harta bendaku. Begitulah sekiranya tutur kata dari Nyi Ratu Kalinyamat. Mendengar hal tersebut Jaka Tingkir menyanggupinya, karena beliau juga adik ipar dari Pangeran Kalinyamat dan Sunan Prawoto. Jaka Tingkir dibantu oleh Ki Ageng Panjawi dan Ki Ageng Pamanahan. Akhirnya Arya Panangsang dapat ditumbangkan dan sebagai hadiahnya Ki Ageng Panjawi mendapatkan hadiah tanah pati, dan Ki Ageng Pamanahan mendapat tanah mataram.
                 Dengan meninggalnya Sultan Trenggono, maka terjadilah perebutan kekuasaan antara Pangeran Sekar Sedolepen (saudara Trenggono) dengan Sunan Prawoto (putra Trenggono) dan Arya Penangsang (putra Sekar Sedolepen).
                 Salah satu penyebab faktor runtuhnya Kerajaan Demak adalah adanya perebutan kekuasaan antara Arya Penagsang dengan Adiwijaya atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jaka Tingkir. Ia adalah seorang menantu Sultan Trenggono yang berkuasa di Pajang ( daerah Boyolali). Di dalam pertempuran-pertempuran itu Jaka tingkir akhirnya mampu mengalahkan Arya Penangsang dan memindahkan pusat Kerajaan Demak ke Pajang pada tahun 1568  yang dibantu oleh Ki Ageng Pemanahan.
                 Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Demak dan hal ini juga berarti bergesernya pusat pemerintahan dari pesisir ke pedalaman.Hasil dari pemerintahannya adalah Demak memiliki benteng bawahan di barat yaitu di Cirebon. Tapi kesultanan Cirebon akhirnya tidak tunduk setelah Demak berubah menjadi kesultanan pajang.
D.     Keruntuhan Kerajaan Demak
                 Setelah wafatnya Sultan Trenggana menimbulkan kekacauan politik yang hebat di keraton Demak. Negeri-negeri bagian (kadipaten) berusaha melepaskan diri dan tidak mengakui lagi kekuasaan Demak. Di Demak sendiri timbul pertentangan di antara para waris yang saling berebut tahta. Orang yang seharusnya menggantikan kedudukan Sultan Trengggono adalah pengeran Sekar Seda Ing Lepen. Namun, ia dibunuh oleh Sunan Prawoto yang berharap dapat mewarisi tahta kerajaan. Adipati Jipang yang bernama Arya Penangsang, anak laki-laki Pangeran Sekar Seda Ing Lepen, tidak tinggal diam karena ia merasa lebih berhak mewarisi tahta Demak. Sunan Prawoto dengan beberapa pendukungnya berhasil dibunuh dan Arya Penangsang berhasil naik tahta. Akan tetapi, Arya Penangsang tidak berkuasa lama karena ia kemudian di kalahkan oleh Jaka Tingkir yang di bantu oleh Kiyai Gede Pamanahan dan putranya Sutawijaya, serta KI Penjawi. Jaka tingkir naik tahta dan penobatannya dilakukan oleh Sunan Giri. Setelah menjadi raja, ia bergelar Sultan Handiwijaya serta memindahkan pusat pemerintahannya dari Demak ke Pajang pada tahun 1568.
                 Sultan Handiwijaya sangat menghormati orang-orang yang telah berjasa. Terutama kepada orang-orang yang dahulu membantu pertempuran melawan Arya Penangsang. Kyai Ageng Pemanahan mendapatkan tanah Mataram dan Kyai Panjawi diberi tanah di Pati. Keduanya diangkat menjadibupati di daerah-daerah tersebut.
                 Sutawijaya, putra Kyai Ageng Pemanahan diangkat menjadi putra angkat karena jasanya dalam menaklukan Arya Penangsang. Ia pandai dalam bidang keprajuritan. Setelah Kyai Ageng Pemanahan wafat pada tahun 1575, Sutawijaya diangkat menjadi penggatinya.
                 Pada tahun 1582 Sultan Hadiwijaya wafat. Putranya yang bernama Pangeran Benawa diangkat menjadi penggantinya. Timbul pemberontakan yang dilakukan oleh Arya Panggiri, putra Sunan Prawoto, ia merasa mempunyai hak atasa tahta Pajang. Pemberontakan itu dapat digagalkan oleh Pangeran Benawan dengan bantuan Sutawijaya.
                 Pangeran Benawan menyadari bahwa dirinya lemah, tidak mamapu mengendalikan pemerintahan, apalagi menghadapi musuh-musuh dan bupati-bupati yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Pajang kepada saudara angkatnya, Sutawijaya pada tahun 1586. Pada waktu itu Sutawijaya telah menjabat bupati Mataram, sehingga pusat kerajaan Pajang dipindahkan ke Mataram.
E.   Demak di Bawah Kekuasaan Raja-Raja Mataram
                 Setelah sekitar 1588 Panembahan Senapati berkuasa di Jawa Tengah sebelah selatan, raja-raja Pati, Demak, dan Grobongan dianggapnya sebagai sampun kareh (sudah dikuasai). Sekitar 1589 mereka diperintah ikut dia bersama prajurit Mataram ke Jawa Timur, manaklukan raja-raja Jawa Timur. Maksud raja Mataram ini gagal, tampaknya terutama karena campur tangan Sunan Giri. Panembahan Senapati terpaksa kembali ke Mataram dengan tangan hampa.
                 Mungkin sekali penguasa Demak, Pati dan Grobongan yang pada 1589 telah bersikap sebagai taklukan yang patuh itu, sama dengan mereka yang telah mengakui Sultan Pajang, yang sudah tua dan meninggal pada 1587, sebagai penguasa tertinggi. Jadi, agaknya Pangeran Kediri di Demak, setelah mengalami penghinaan di Pajang sebelumnya ternyata masih berhasil memerintah tanah asalnya beberapa waktu.
                 Pada 1595 orang Demak memihak raja-raja Jawa Timur, yang mulai melancarkan serangan terhadap kerajaan Mataram yang belum sempat berkonsolidasi. Serangan tersebut dapat dipatahkan, tetapi panglima perang Mataram, Senapati Kediri yang sudah membelot ke Mataram gugur dalam pertempuran dekat Uter. Sehabis perang, Panembahan mengangkat Ki Mas Sari sebagai adipati di Demak. Rupanya karena pemimpin pemerintahan yang sebelumnya tidak memuaskan atau ternyata tidak dapat dipercaya.
                 Tumenggung Endranata I di Demak ini pada tahun-tahun kemudian agaknya juga tidak bebas dari pengaruh plitik pesisir yang berlawanan dengan kepantingan Mataram di Pedalaman. Pada tahun 1627 ia terlibat dalam pertempuran antara penguasa di Pati, Pragola II dan Sultan Agung. Ia di bunuh dengan keris sebagai pengkhianat atas perintah Sultan Agung.
                 Sesudah dia masih ada lagi seorang tumenggung Endranata II yang menjadi bupati di Demak. Tumenggung ini seorang pengikut setia Susuhunan Mangkurat II di Kartasura yang memerintah Jawa Tengah pada perempat terakhir abad XVII. Pada tahun 1678 disebutkan adanya Tumenggung Suranata di Demak.
                 Sebagai pelabuhan laut agaknya kota Demak sudah tidak berarti pada akhir abad XVI. Sebagai produsen beras dan hasil pertanian lain, daerah Demak masih lama mempunyai kedudukan penting dalam ekonomi kerajaan raja-raja Mataram. Sampai abad XIX di banyak daerah tanah Jawa rasa hormat pada  masjid Demak dan makam-makam Kadilangu masih bertahan di antara kaum beriman, kota Demak dipandang sebagai tanah suci. Hal itulah yang terutama menyebabkan nama Demak dalam sejarah Jawa tetap tidak terlupakan di samping nama Majapahit.
Selain itu, Demak pernah melakukan Perlawanan terhadap Portugis
Perlawanan yang dilakukan oleh kerajaan Demak terhadap Portugis
                 Demak sebelumnya merupakan daerah yang dikenal dengan nama Bintoro atau Gelagahwangi yang merupakan daerah kadipaten di bawah kekuasaan Majapahit. Kabupaten Demak tersebut dikuasai oleh Raden Patah salah seorang keturunan Raja Brawijaya V (Bhre Kertabumi) raja Majapahit.
                 Dengan berkembangnya Islam di Demak, maka Demak dapat berkembang sebagai kota dagang dan pusat penyebaran Islam di pulau Jawa. Hal ini dijadikan kesempatan bagi Demak untuk melepaskan diri dengan melakukan penyerangan terhadap Majapahit.
                 Setelah Majapahit hancur maka Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di pulau Jawa dengan rajanya yaitu Raden Patah. Kerajaan Demak secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat pemerintahannya di daerah Bintoro di muara sungai, yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas di perairan Laut Muria. (sekarang Laut Muria sudah merupakan dataran rendah yang dialiri sungai Lusi).
                 Bintoro sebagai pusat kerajaan Demak terletak antara Bergola dan Jepara, di mana Bergola adalah pelabuhan yang penting pada masa berlangsungnya kerajaan Mataram (Wangsa Syailendra), sedangkan Jepara akhirnya berkembang sebagai pelabuhan yang penting bagi kerajaan Demak.
                 Lokasi kerajaan Demak yang strategis untuk perdagangan nasional, karena menghubungkan perdagangan antara Indonesia bagian Barat dengan Indonesia bagian Timur, serta keadaan Majapahit yang sudah hancur, maka Demak berkembang sebagai kerajaan besar di pulau Jawa, dengan rajanya yang pertama yaitu Raden Patah. Ia bergelar Sultan Alam Akbar al-Fatah (1500-1518).
                 Pada masa pemerintahannya Demak memiliki peranan yang penting dalam rangka penyebaran agama Islam khususnya di pulau Jawa, karena Demak berhasil menggantikan peranan Malaka, setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis 1511.
                 Kehadiran Portugis di Malaka merupakan ancaman bagi Demak di pulau Jawa. Untuk mengatasi keadaan tersebut maka pada tahun 1513 Demak melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka, yang dipimpin oleh Adipati Unus atau terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor.
                 Serangan Demak terhadap Portugis walaupun mengalami kegagalan namun Demak tetap berusaha membendung masuknya Portugis ke pulau Jawa. Pada masa pemerintahan Adipati Unus, Demak melakukan blokade pengiriman beras ke Malaka sehingga Portugis kekurangan makanan.Puncak kebesaran Demak terjadi pada masa pemerintahan Sultan Trenggono, karena pada masa pemerintahannya Demak memiliki daerah kekuasaan yang luas dari Jawa Barat sampai Jawa Timur.
Bukti adanya Kerajaan ini :
·        Masjid Demak yang dibangun Sunan Kalijogo (1479)
·        Makam Sunan Kalijogo
DAFTAR PUSAKA    :
Adnan Sekecake, Peta dan  Kerajaan Demak, http:// warungbaca9.blogspot.com, Senin  09 January 2012, Jam 20:00
Ahmad al-Usairy, 2003, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana
Habib Mustopo dkk, 2007,  Sejarah SMA Kelas XI, Jakarta : Yudhistira
H.J. De Graaf dan TH. Pigeaud, 2003, Kerajaan Islam Pertama di Jawa, Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti
Ignaz Kingkin Teja Angkasa dkk, 2007, Sejarah untuk SMA/SMA kelas XI IPS, Jakarta: Grasindo
I Wayan Badrika, 2006, Sejarah untuk SMA kelas XI, Jakarta:Erlangga
Nana Supriatna, 2007, Sejarah untuk kelas XI SMA, Bandung : Grafindo Media Pratama
Ridwanaz, Sejarah Agama Islam Di Indonesia (Kerajaan Demak), http//ridwanaz.com, Minggu 08 January 2012, jam 14:00
Syafi’i dan Sabil Huda, 1987, Sejarah dan Kebudayaan Islam untuk MTs kelas 3, Bandung: CV. ARMICO
[1] Syafi’i dan Sabil Huda, Sejarah dan Kebudayaan Islam untuk MTs kelas 3, (Bandung: CV. ARMICO, 1987), hal 39-40
[2]  I Wayan Badrika, Sejarah untuk SMA kelas XI, (Jakarta:Erlangga, 2006), hal 51
[3]  H.J. De Graaf dan TH. Pigeaud, Kerajaan Islam Pertama di Jawa, (Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 2003), hal38-39
[4] Adnan Sekecake, Peta Kerajaan Demak,http:// warungbaca9.blogspot.com, Senin  09 January 2012, Jam 20:00
[5] Ridwanaz, Sejarah Agama Islam Di Indonesia (Kerajaan Demak), http://ridwanaz.com, Minggu, tanggal 08 January 2012, jam 14:00
[6] Nana Supriatna, Sejarah untuk kelas XI SMA, (Bandung : Grafindo Media Pratama, 2007), hal 27
[7] Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003), hal450
[8]  I Wayan Badrika, Sejarah untuk SMA kelas XI, (Jakarta:Erlangga, 2006), hal 51-52
[9] H.J. De Graaf dan TH. Pigeaud,  Kerajaan Islam Pertama di Jawa, (Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 2003), hal 47
[10]  Adnan Sekecake, Kerajaan Demak,http:// warungbaca9.blogspot.com, Senin  09 January 2012, Jam 20:00
[11] H.J. De Graaf dan TH. Pigeaud, Op.Cit, hal  79-81
[12] Habib Mustopo dkk, Sejarah SMA Kelas XI, (Jakarta : Yudhistira, 2007), hal 65
[13] Ignaz Kingkin Teja Angkasa dkk, Sejarah untuk SMA/SMA kelas XI IPS, (Jakarta: Grasindo, 2007), hal 35-36
[14] H.J. De Graaf dan TH. Pigeaud,  Kerajaan Islam Pertama di Jawa, (Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 2003), hal 95-98
Sejarahnasionaldandunia.blogspot.com
http://www.bimbingan.org/bukti-bukti-peninggalan-kerajaan-demak.htm

Thursday, 14 March 2019

Laporan kunjungan ke Museum Sumpah Pemuda

Museum Sumpah Pemuda

Museum Sumpah Pemuda adalah sebuah museum sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang berada di Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat dan dikelola oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Museum ini dibuka untuk umum, setiap hari Selasa sampai dengan Jumat dari pukul 08.00 hingga 15.00 WIB, setiap Sabtu dan Minggu pada pukul 08.00—14.00 WIB, dan setiap hari Senin dan hari besar nasional, museum ini ditutup untuk umum.
Museum ini memiliki koleksi foto dan benda-benda yang berhubungan dengan sejarah Sumpah Pemuda 1928, serta kegiatan-kegiatan dalam pergerakan nasional kepemudaan Indonesia. Museum Sumpah Pemuda ini didirikan berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta pada tahun 1972 dan menjadi benda cagar budaya nasional.

A.   Sejarah Gedung Museum Sumpah Pemuda
Museum Sumpah Pemuda pada awalnya adalah rumah tinggal milik Sie Kong Liang. Gedung didirikan pada permulaan abad ke-20. Sejak 1908 Gedung Kramat disewa pelajar Stovia (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) dan RS (Rechtsschool) sebagai tempat tinggal dan belajar. Saat itu dikenal dengan nama Commensalen Huis.
Sejak tahun 1927 Gedung Kramat 106 digunakan oleh berbagai organisasi pergerakan pemuda untuk melakukan kegiatan pergerakan. Bung Karno dan tokoh-tokoh Algemeene Studie Club Bandung sering hadir di Gedung Kramat 106 untuk membicarakan format perjuangan dengan para penghuni Gedung Kramat 106. Di gedung ini pernah diselenggarakan kongres Sekar Roekoen, Pemuda Indonesia, PPPI. Gedung ini juga menjadi sekretariat PPPI dan sekretariat majalah Indonesia Raja yang dikeluarkan PPPI. Mengingat digunakan berbagai organisasi, maka sejak tahun 1927 Gedung Kramat 106 yang semula bernama Langen Siswo diberi nama Indonesische Clubhuis atau Clubgebouw (gedung pertemuan).

B.   Sejarah Sumpah Pemuda
1.      Kongres Pemuda I
Perhimpunan Indonesia yang berada jauh di luar Indonesia mempunyai pengaruh yang besar terhadap semangat pemuda-pemuda di Indonesia. Para pemuda ini akhirnya menyadari akan pentingnya kebebasan, yakni merdeka dari penjajahan. Jadi, para pemuda Indonesia tergugah semangatnya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.Untuk merealisasikan hal tersebut diadakanlah Kongres Pemuda.Kongres ini berlangsung dalam dua tahap yakni Kongres Pemuda I dan Kongres Pemuda II.
Para panitia yang sudah terbentuk bekerja secara sukarela, mereka bekerja keras untuk mencapai tujuan yang mulia. Tujuan Kongres adalah untuk menggugah semangat kerja sama antar organisasi pemuda di tanah untuk meletakkan dasar persatuan Indonesia.
Organisasi-organisasi pemuda yang ada masih bersifat kedaerahan, misalnya saja Jong Java   yang ingin mempersatukan pemuda-pemuda Jawa dala persatuan Jawa Raya. Selain Jong Java, organisasi-organisasi lain yang berkembang adalah Jong Sumatra, Jong Batak, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Celebes dan lain sebagainya. Pada kongres ini, dari semua perkumpulan pemuda di berbagai daerah mempunyai tujuan yang sama yakni semangat persatuan.
Dalam mencapai tujuan semangat persatuan, dibentuklah Panitia Kongres pada tanggal 15 November 1925. Susunan panitianya adalah sebagai berikut :
Ketua           :  M.Tabrani
Wakil ketua :  Sumarto
Sekretaris    :  Jamaluddin
Bendahara   :  Suwarso
Pembantu   : Bahder Johan, Yan Toule Soulehuwiy, Sarbini, Paul Pinontoan, Sanusi Pane dan Hamami.
Kongres Pemuda pertama ini akhirnya dapat dilaksanakan. Kongres ini dibuka pada tanggal 30 April 1926 dan berakhir 2 Mei 1926 sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.Kongres ini dihadiri oleh wakil-wakil dari organisasi kepemudaan yang ada. Organisasi-organisasi tersebut meliputi Jong Java, Jong Sumatra, Sekar Rukun, Jong Batak, Jong Minahasa, Jong Islaitien Bond, Jong Ambon dan lain-lain. Akan tetapi, karena terbatasnya undangan Kongres I ini hanya diahdiri oleh 100 orang.Di antara undangan ini, hadir pula seorang Komisaris Kepala dari Kepolisian Hindia Belanda, Belanda khawatir jika kongres ini dijadikan ajang untuk mengecam segala kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda.
Meskipun dalam Kongres Pemuda I belum jelas hasilnya, tapi kongres ini telah berhasil dan dapat menjadi titik tolak bagi kongres pemuda berikutnya.Hal ini sesuai dengan pendapat Jamaluddin yang menyatakan bahwa Kongres Pemuda Indonesia I merupakan cetusan kebulatan tekad angkatan muda dalam merintis terwujudnya persatuan Bangsa Indonesia.  Kongres Pemuda I ini juga  dapat dijadikan sebagai titik tolak untuk mengadakan Kongres Pemuda Indonesia berikutnya pada tahun-tahun yang akan datang.
Jadi, pada intinya Kongres Pemuda Indonesia I mengharapkan perserikatan pemuda Indonesia dalam suatu perkumpulan yang utuh yakni persatuan Bangsa Indonesia.Kongres ini juga ingin bebas atau merdeka dari penjajah, Indonessia merdeka menjadi ide dari segala pemuda Indonesia.

2.      Kongres Pemuda II
Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.
Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut :
PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.
C.   Tata Pameran
Koleksi yang dimiliki oleh museum ini dipamerkan dalam ruang pameran tetap dengan penataan yang mengikuti kronologis peristiwa Sumpah Pemuda dengan harapan dapat menggambarkan untaian peristiwa Sumpah Pemuda.
1)      Ruang Pengenalan
Ruangan ini terletak di bagian depan gedung, persis di pintu masuk utama. Di ruangan ini dipamerkan :
·         Peta Indonesia tempat kedudukan dari organisasi-organisasi-organisasi pemuda kedaerahan
·         Peta Jakarta yang menunjukkan tempat-tempat dilaksanakannya kongres pemuda kedua dan kondisinya saat ini.
·         Panitia Kongres Pemuda Kedua
·         Patung dada Muhammad Yamin dan Sugondo Djojopuspito
·         Organisasi peserta kongres pemuda
·         Maket Gedung Sumpah Pemuda.
2)      Ruang Kongres Pemuda Indonesia Pertama[sunting | sunting sumber]
Dalam ruangan ini dipamerkan koleksi yang berkaitan dengan Kongres Pemuda Indonesia Pertama, seperti:
o   Foto peserta Kongres Pemuda Indonesia Pertama
o   Foto kegiatan selama Kongres Pemuda Indonesia Pertama
o   Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia
o   Partai Nasional Indonesia
o   Cupllikan pidato pada saat Kongres Pemuda Indonesia Pertama
o   Bendera pandu yang berwarna merah putih yang berasal dari tahun 1928.
3)      Ruang Kongres Pemuda Indonesia Kedua
Di ruangan ini dipamerkan koleksi yang menggambarkan peristiwa Kongres Pemuda Indonesia Kedua, seperti:
Ø  Minirama Kongres Pemuda Indonesia Kedua
Ø  Suasana sidang ketiga Kongres Pemuda Indonesia Kedua
Ø  Biola Wage Rudolf Soepratman
Ø  Maklumat panitia kongres dam putusan Kongres Pemuda Indonesia Kedua.
4)      Ruang Indonesia Muda
Di dalam ruangan ini disajikan beberapa koleksi yang berhubungan dengan pergerakan pemuda setelah diikrarkannya Sumpah Pemuda, seperti:
§  Vandel Indonesia Muda
§  Foto komisi besar Indonesia Muda
§  Foto kegiatan Indonesia Muda
5)      Ruang PPPI
Ruangan ini menyajikan beberapa koleksi yang berhubungan dengan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia, setelah Kongres Pemuda Indonesia Kedua. Ruangan ini juga memamerkan koleksi yang berhubungan dengan pergerakan pemuda melalui partai politik.
6)      Ruang Tematik
Ruangan ini terdiri atas dua ruangan, terletak di paviliun Gedung Kramat 106. Ruangan ini menyajikan beberapa koleksi yang berhubungan dengan aktivitas pemuda pada tahun 1945, 1966 dan 1998.


Tolong cantumkan blog ini jika ingin meng-copy paste dan taruh di daftar pustaka. Terima kasih bagi yang melaksanakannya.